INDONESIA terkena musibah yang kemungkinan besar akan menambah ruet pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Upaya pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan juga akan semakin sulit. Belakangan musibah baru yang tak terelakkan adalah musibah kenaikan bahan pangan.
Kenaikan harga ini akan menambah beban pemerintah Indonesia dalam usaha mengurangi jumlah kemiskinan di negara ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia akan merasa terpukul dengan adanya kenaikan bahan pangan ini. Hal ini mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berada di jalur kemiskinan.
Masalah ini bertambah rumit karena mayoritas yang mengalami kenaikan harga adalah dari golongan bahan pokok. Laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa kenaikan harga pangan saat ini adalah yang paling tinggi sejak 1990. Tercatat kenaikannya yaitu mencapai 231 poin atau naik 3,4 persen dibanding Desember 2010.
Di antaranya sebanyak 12 jenis komoditas pangan pokok mengalami lonjakan, tiga di antaranya melonjak di atas 90 persen. Harga cabai rawit antara Januari 2010-Januari 2011 meningkat paling tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya, yakni 341,23 persen menjadi Rp 63.424 per kilogram atau kg. Harga beras umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 naik 22,74 persen menjadi Rp 9.200 per kg, sedangkan harga beras termurah juga dilaporkan naik 22,6 persen menjadi Rp 7.452 per kg. Harga minyak goreng umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 dilaporkan naik 14,71 persen menjadi Rp 11.707 per liter, sedangkan harga minyak goreng curah meningkat 6,8 persen menjadi Rp 11.466 per liter.
Permasalahan ini juga akan memicu terjadinya inflasi yang akan membahayakan bagi perekonomian Indonesia. Hal ini diperparah dengan nilai tukar rupiah yang semakin merosot. Apabila inflasi yang terjadi saat ini tidak segera dilakukan tindakan penyelesaiannya, maka dikhawatirkan akan terus menjadi tekanan terjadinya inflasi yang semakin besar dimasa mendatang. Karena itu harus segera dilakukan tindakan penyelamatan terhadap sistem perekonomian Indonesia.
Usaha yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah melalui Bank Indonesia. Untuk mengurangi dampak yang begitu besar terhadap sistem perekonomian Indonesia, BI sebenarnya sudah melakukan usaha-usaha preventif. Di antaranya adalah untuk menaikkan nilai tukar rupiah. BI selaku lembaga independen yang berhak mengatur peredaran keuangan di Indonesia telah menaikkan suku dari 6,5% menjadi 6,75%. Namun usaha tersebut hanya akan berpengaruh pada golongan masyarakat yang bergerak di bidang industri.
Sementara itu, permasalahan kenaikan bahan pangan ini lebih banyak dirasakan oleh masyarakat miskin yang penghasilannya di bawah rata-rata UMR.
Sumber permasalahan yang paling utama terjadinya lonjakan harga bahan pangan ini sebenarnya adalah karena menipisnya stok bahan pangan di Indonesia. Banyaknya persentase kegagalan panen petani-petani di negara ini memantik menipisnya pasokan bahan pangan di pasaran. Sedangkan permintaan akan bahan pangan tetap saja tinggi. Hal ini menyebabkan harga untuk bahan pangan melonjak tajam.
Karena itulah sebenarnya petani adalah kunci dari penyelesaian melonjaknya harga pangan ini. Seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan perhatian kepada para petani miskin yang ada di negara ini. Hal ini dikarenakan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para petani di negara ini adalah karena modal yang dimiliki oleh mereka tidak mencukupi untuk sekedar melindungi tanaman pangan yang telah ditanam. Pemerintah seharusnya menyediakan kemudahan bagi para petani miskin untuk melakukan pinjam meminjam modal untuk mengelola pertanian di Indonesia.
Penyuluhan yang dilakukan rutin terhadap kelompok tani di Indonesia merupakan salah satu langkah penting lainnya dalam mengatasi lonjakan harga bahan pokok di pasaran. Penyuluhan ini berisi tentang bagaimana cara bercocok tanam yang baik dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Selain itu dipenyuluhan ini pemerintah bisa memberikan informasi-informasi penting tentang keadaan iklim terbaru. Hal ini mengingat sebagian besar petani di negara ini masih menganut sistem kuno dalam bertani. Contohnya adalah dalam penentuan waktu mulai menanam, sedangkan saat ini telah terjadi sedikit pergeseran musim di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007, penentuan perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya telah terjadi sedikit pergeseran dibandingkan masa-masa terdahulu. Hal ini akan sangat berbahaya terhadap hasil pertanian apabila petani kita tidak menyadari akan hal ini dan masih tetap berpegangan pada pedoman lama.
Usaha perbaikan lingkungan juga akan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Karena kita ketahui bersama perubahan-perubahan iklim dan pergeseran musim tersebut terjadi akibat rusaknya kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan ini berhasil distabilkan kembali, maka petani tidak perlu susah-susah lagi untuk menyesuaikan dengan system bercocok tanam yang baru. Usaha perbaikan lingkungan ini memang seharusnya tidak hanya bergantung pada pemerintah, campur tangan aktif kita dalam memperbaiki lingkungan juga akan sangat membantu sangat signifikan.
Apabila semua permasalahan tentang petani tersebut bisa segera diselesaikan maka secara langsung akan membawa dampak bagus bagi kondisi harga bahan pangan di pasaran. Persediaan bahan pangan akan kemabali mencukupi dan ini akan mengakibatkan secara perlahan kondisi harga bahan pangan akan kembali stabil. Stabilnya harga bahan pangan juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar memilki ekonomi rata tengah ke bawah.
Report By : Ach Farid Wadjdi
Kenaikan harga ini akan menambah beban pemerintah Indonesia dalam usaha mengurangi jumlah kemiskinan di negara ini. Sebagian besar masyarakat Indonesia akan merasa terpukul dengan adanya kenaikan bahan pangan ini. Hal ini mengingat sebagian besar penduduk Indonesia berada di jalur kemiskinan.
Masalah ini bertambah rumit karena mayoritas yang mengalami kenaikan harga adalah dari golongan bahan pokok. Laporan dari Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan bahwa kenaikan harga pangan saat ini adalah yang paling tinggi sejak 1990. Tercatat kenaikannya yaitu mencapai 231 poin atau naik 3,4 persen dibanding Desember 2010.
Di antaranya sebanyak 12 jenis komoditas pangan pokok mengalami lonjakan, tiga di antaranya melonjak di atas 90 persen. Harga cabai rawit antara Januari 2010-Januari 2011 meningkat paling tinggi dibandingkan komoditas pangan lainnya, yakni 341,23 persen menjadi Rp 63.424 per kilogram atau kg. Harga beras umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 naik 22,74 persen menjadi Rp 9.200 per kg, sedangkan harga beras termurah juga dilaporkan naik 22,6 persen menjadi Rp 7.452 per kg. Harga minyak goreng umum antara Januari 2010 dengan Januari 2011 dilaporkan naik 14,71 persen menjadi Rp 11.707 per liter, sedangkan harga minyak goreng curah meningkat 6,8 persen menjadi Rp 11.466 per liter.
Permasalahan ini juga akan memicu terjadinya inflasi yang akan membahayakan bagi perekonomian Indonesia. Hal ini diperparah dengan nilai tukar rupiah yang semakin merosot. Apabila inflasi yang terjadi saat ini tidak segera dilakukan tindakan penyelesaiannya, maka dikhawatirkan akan terus menjadi tekanan terjadinya inflasi yang semakin besar dimasa mendatang. Karena itu harus segera dilakukan tindakan penyelamatan terhadap sistem perekonomian Indonesia.
Usaha yang telah dilakukan pemerintah saat ini adalah melalui Bank Indonesia. Untuk mengurangi dampak yang begitu besar terhadap sistem perekonomian Indonesia, BI sebenarnya sudah melakukan usaha-usaha preventif. Di antaranya adalah untuk menaikkan nilai tukar rupiah. BI selaku lembaga independen yang berhak mengatur peredaran keuangan di Indonesia telah menaikkan suku dari 6,5% menjadi 6,75%. Namun usaha tersebut hanya akan berpengaruh pada golongan masyarakat yang bergerak di bidang industri.
Sementara itu, permasalahan kenaikan bahan pangan ini lebih banyak dirasakan oleh masyarakat miskin yang penghasilannya di bawah rata-rata UMR.
Sumber permasalahan yang paling utama terjadinya lonjakan harga bahan pangan ini sebenarnya adalah karena menipisnya stok bahan pangan di Indonesia. Banyaknya persentase kegagalan panen petani-petani di negara ini memantik menipisnya pasokan bahan pangan di pasaran. Sedangkan permintaan akan bahan pangan tetap saja tinggi. Hal ini menyebabkan harga untuk bahan pangan melonjak tajam.
Karena itulah sebenarnya petani adalah kunci dari penyelesaian melonjaknya harga pangan ini. Seharusnya yang dilakukan oleh pemerintah adalah meningkatkan perhatian kepada para petani miskin yang ada di negara ini. Hal ini dikarenakan kegagalan-kegagalan yang dialami oleh para petani di negara ini adalah karena modal yang dimiliki oleh mereka tidak mencukupi untuk sekedar melindungi tanaman pangan yang telah ditanam. Pemerintah seharusnya menyediakan kemudahan bagi para petani miskin untuk melakukan pinjam meminjam modal untuk mengelola pertanian di Indonesia.
Penyuluhan yang dilakukan rutin terhadap kelompok tani di Indonesia merupakan salah satu langkah penting lainnya dalam mengatasi lonjakan harga bahan pokok di pasaran. Penyuluhan ini berisi tentang bagaimana cara bercocok tanam yang baik dengan mengutamakan kualitas dan kuantitas produksi pertanian. Selain itu dipenyuluhan ini pemerintah bisa memberikan informasi-informasi penting tentang keadaan iklim terbaru. Hal ini mengingat sebagian besar petani di negara ini masih menganut sistem kuno dalam bertani. Contohnya adalah dalam penentuan waktu mulai menanam, sedangkan saat ini telah terjadi sedikit pergeseran musim di seluruh dunia.
Berdasarkan data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007, penentuan perubahan musim hujan ke musim kemarau dan sebaliknya telah terjadi sedikit pergeseran dibandingkan masa-masa terdahulu. Hal ini akan sangat berbahaya terhadap hasil pertanian apabila petani kita tidak menyadari akan hal ini dan masih tetap berpegangan pada pedoman lama.
Usaha perbaikan lingkungan juga akan menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Karena kita ketahui bersama perubahan-perubahan iklim dan pergeseran musim tersebut terjadi akibat rusaknya kondisi lingkungan. Bila kondisi lingkungan ini berhasil distabilkan kembali, maka petani tidak perlu susah-susah lagi untuk menyesuaikan dengan system bercocok tanam yang baru. Usaha perbaikan lingkungan ini memang seharusnya tidak hanya bergantung pada pemerintah, campur tangan aktif kita dalam memperbaiki lingkungan juga akan sangat membantu sangat signifikan.
Apabila semua permasalahan tentang petani tersebut bisa segera diselesaikan maka secara langsung akan membawa dampak bagus bagi kondisi harga bahan pangan di pasaran. Persediaan bahan pangan akan kemabali mencukupi dan ini akan mengakibatkan secara perlahan kondisi harga bahan pangan akan kembali stabil. Stabilnya harga bahan pangan juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar memilki ekonomi rata tengah ke bawah.
Report By : Ach Farid Wadjdi
http://www.mediaindonesia.com/citizen_read/1279
0 komentar:
Posting Komentar