Mengenal
arti kata dari asal kata
Bahasa
Indonesia terbentuk dari induk bahasa Melayu, yang seiring perjalanan waktu
diperkaya oleh berbagai bahasa daerah dari seluruh wilayah nusantara.
Sebetulnya sebagian kosa kata bahasa Melayu sendiri berasal dari berbagai
bahasa asing seperti Cina, Arab, India, Potugis, Belanda dan Inggris.
Peng”indonesiaan”
bahasa-bahasa asing tersebut semula berjalan normal sesuai dialektika bahasa
Melayu yang cukup modern pada jamannya. Namun dalam perkembangan teknologi yang
makin modern, peng”indonesian” bahasa asing menjadi lebih rumit.
Penterjemahan
kata asing sering tidak sejalan dengan pengertian dalam teknologi, sehingga
seorang insinyur misalnya, bisa tidak mengerti arti kosa kata dalam tulisan
mengenai teknik yang dibuat dalam bahasa Indonesia hasil terjemahan. Ia bisa
lebih mengerti apabila ditulis dalam bahasa aslinya misalnya bahasa Inggris.
Begitu juga
dalam bidang-bidang lainnya. Dalam pengertian kosa kata ada beberapa sumber
yang dapat diperhatikan:
Akar kata
Suatu kata
yang asli dapat terbentuk dari apa yang disebut akar kata. Akar kata biasanya
berupa satu suku kata yang diambil dari sifat yang “sejenis” atau “setara”
dalam dialek atau suara Melayu.
Dengan
pengertian terhadap akar kata, seorang yang berbahasa ibu bahasa Melayu akan
mudah mengerti maksud kata itu, walaupun dibolak balik ataupun huruf hidupnya
diganti. Beberapa contoh akar kata dapat diberikan sebagai berikut:
= at , bandingkan kesetaraan kosa
kata: kilat, cepat, silat, sikat, lompat.
= ap , bandingkan kesetaraan kosa kata:
gelap, sulap, endap, sekap.
= gamang, geming : takut (aslinya
takut jatuh).
= morat-marit : hancur/dikalahkan,
berantakan.
= luluh-lantak : habis/musnah.
= ling, bandingkan kestaraan kosa kata
: guling, galing (goyah, mudah jatuh), giling, (ber)paling.
= lung dan lang, bandingkan kesetaraan
gulung, kalung, gelung, gelang
= haru-biru : sangat sedih
= it , bandingkan kesetaraan kosa kata
: sulit, pelit, sempit.
= lam , bandingkan kesetaraan kosa
kata : malam, kelam, selam, dalam.
= kibar, kobar, debar, dengan
pengertian bergelora.
Akar kata juga dapat terbentuk dari
suara yang dikeluarkan sesuatu, menurut telinga suatu masyarakat. Ayam disebut
berkokok karena masyarakat Melayu mendengar suara ayam “kokok”.
Hal yang
sama terjadi pada masyarakat Jawa Barat (Sunda), karena mereka mendengar suara
ayam “kukuruyuk”, maka dalam bahasa Sunda disebut ayam kukuruyuk. Selain itu
dapat diberikan pula :
= meong , suara kucing.
= cicit , suara burung atau suara
tikus.
= lenguh , suara sapi atau kerbau.
= embik atau embek , suara kambing.
= aum , suara harimau.
Kosa kata suara-suara diatas adalah
menurut pendengaran orang Melayu, menjadi bahasa Indonesia.
Kata asli dan terjemahan
Kata asli dan terjemahan
Seperti dijelaskan diatas,
sebenarnya sangat sedikit kosa kata yang berasal dari akar kata bahasa di
Nusantara. Sebagian besar berasal dari bahasa Arab, Cina, India, Portugis,
Spanyol, dan Inggeris. Oleh karena pemakaian kosa kata itu sejalan dengan
dialek Melayu yang kemudian menjadi dasar Bahasa Indonesia, tanpa terasa, kosa
kata tersebut telah menjadi kosa kata asli Bahasa Indonesia.
Berbeda
dengan kosa kata yang diterjemahkan belakangan, karena tidak dipakai dalam
budaya Melayu sebelumnya, kosa kata tersebut tetap saja terasa tidak asli. Nah,
penterjemahan yang disebut terakhir inilah yang penulis maksud sering tidak
sesuai dengan pengertian sunggguhnya. Hal ini lumrah terjadi karena bahasa
bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi berkembang bersama dengan bidang
budaya lain.
Oleh karena
budaya Melayu sebelumnya belum cukup moderen, maka bahasa Melayu yang menjadi
cikal bakal Bahasa Indonesia belum cukup moderen, sehingga jumlah kosa katanya
tak mampu menunjang perkembangan teknologi moderen. Muncullah
terjemahan-terjemahan yang kadang-kadang tak cocok dengan maksud kosa kata itu
dalam bahasa aslinya.
Penulis berpendapat, lebih baik memakai kosa kata aslinya dalam bahasa asing yang ditulis dengan ejaan bahasa Indonesia dari pada mencari-cari padanan atau terjemahan kedalam bahasa Indonesia. Penterjemahan yang dipaksakan sering membingungkan.
Penulis berpendapat, lebih baik memakai kosa kata aslinya dalam bahasa asing yang ditulis dengan ejaan bahasa Indonesia dari pada mencari-cari padanan atau terjemahan kedalam bahasa Indonesia. Penterjemahan yang dipaksakan sering membingungkan.
Keuntungan
lain dalam memakai kosa kata asli untuk istilah ekonomi, teknik dan sains
adalah membiasakan pengguna untuk memakai istilah-istilah yang berlaku secara
internasional, sehingga memudahkannya untuk berkomunikasi dalam bidang tersebut
secara global.
Cara ini dipraktekkan oleh Malaysia.
Cara ini dipraktekkan oleh Malaysia.
Kata yang diciptakan
Seiring
dengan perkembangan teknologi, menemukan kosakata asli untuk sesuatu yang baru
menjadi sulit. Para pakar menciptakan kosakata tertentu baik berupa singkatan
maupun berupa kata baru yang bunyinya mendekati kosakata bahasa asingnya.
Contoh :
Contoh :
rudal
sebagai terjemahan “guided missile” adalah singkatan dari peluru kendali;
dampak adalah kata ciptaan, yaitu padanan kata “impact” dalam bahasa Inggris.
Kata yang digali dari bahasa daerah di Nusantara
dampak adalah kata ciptaan, yaitu padanan kata “impact” dalam bahasa Inggris.
Kata yang digali dari bahasa daerah di Nusantara
Banyak
kosakata yang tadinya tidak ada dalam Bahasa Indonesia, diambil dari hasil
penelusuran bahasa-bahasa daerah di Nusantara, ada yang sengaja dicari ada pula
yang diusulkan oleh anggota masyarakat yang peduli.
Ditemukanlah kosakata :
= mantan sebagai pengganti kata
“bekas” (pejabat) yang diambil dari suatu bahasa daerah di Sumatera Selatan,
contoh: mantan lurah, mantan menteri, mantan presiden dan sebagainya, sebagai
pengganti ungkapan bekas lurah, bekas menteri, bekas presiden.
= canggih sebagai terjemahan yang
cocok untuk kata “sophisticated”, diambil dari bahasa daerah Jawa.
Kata asing yang ditulis dalam ejaan Bahasa Indonesia, sesuai bunyi
aslinya
Pembentukan
kosakata dengan cara ini sangat menguntungkan, karena pemakai akan terbiasa
mendengar ucapan bahasa asing aslinya, sehinggga memudahkan komunikasi secara
global.
Contoh:
teknologi (technology), tsunami (tsunami), enerji (energy), filosofi (philosophy), kandidat (candidate), stimulus (stimulus – dari kata kerja stimulate), koperasi (cooperation), mikro-hidro (micro-hydro), mekanik (mechanic), mekanis (mechanical), biologi (biology), rotasi (rotation), donasi (donation), dan sangat banyak kata lainnya.
Apabila kata-kata jenis tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kosakata yang “dipaksakan”, justru dapat mengaburkan artinya yang benar, dan pada tahap tertentu menghambat komunikasi dalam bahasa asing.
teknologi (technology), tsunami (tsunami), enerji (energy), filosofi (philosophy), kandidat (candidate), stimulus (stimulus – dari kata kerja stimulate), koperasi (cooperation), mikro-hidro (micro-hydro), mekanik (mechanic), mekanis (mechanical), biologi (biology), rotasi (rotation), donasi (donation), dan sangat banyak kata lainnya.
Apabila kata-kata jenis tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan kosakata yang “dipaksakan”, justru dapat mengaburkan artinya yang benar, dan pada tahap tertentu menghambat komunikasi dalam bahasa asing.
Sumber : http://zainal-paracermat.blogspot.com/2009/09/dasar-dasar-tata-bahasa-bahasa.html
Isi blog tentang bahasa ini asli dari tulisan saya zainal di zainal-paracermat.blogspot.com
BalasHapusKok bisa tulisan saya di copypaste lantas diberi nama blogger Luthfi. Tulisan saya dikatakan sumber, padahal cuma diotakarik alakadarnya terus diganti nama. Ilmuwan tak boleh begitu