Dulu Siska
adalah seorang anak yang gemuk dan remaja yang gempal. Ia makan untuk menghibur
hatinya karena masa kanak-kanaknya yang tidak bahagia. Tetapi kemudian hal itu
menjadi suatu kebiasaan. Siska menghilangkan pikiran-pikiran negatifnya dengan
makan macaroni, keju, hotdog, dan keripik kentang. Tahun terakhir di
universitas adalah saat dimana ia mulai bisa mengendalikan kebiasaan makannya. Makan
waktu yang cukup lama untuk mendengarkan kata hatinya. Siska takut memikirkan
akan mendengar kata-kata buruk dan mengerikan. Malah ia menjadi lemah lembut pada
dirinya sendiri. Siska biarkan dirinya menangis terguncang sambil memeluk
selimut kumal masa kecilnya di dada Siska.
Lalu Siska bekerja.
Dalam rentang waktu tiga tahun, ia berolah raga dan makan makanan sehat yang
tak pernah ia makan sebelumnya. Berat badannya mulai turun. Bentuk wajahnya
terlihat. Ia melihat bentuk dagunya, garis tulang pipinya, lekuk rahangnya,
Siska melihat dirinya yang sebenarnya.
Selama masa
pencarian kerja, setelah lulus dan sebelum pekerjaan pertamanya di dunia professional,
ia berusaha menemukan impian dan keinginannya. Siska terus memikirkan
keinginannya untuk menjadi artis sejak ia masih kecil. Siska selalu mengubur
keinginannya untuk menjadi artis karena ia pikir itu tak mungkin. Bentuk tubuhnya
saat buruk sehingga ia tidak bisa membayangkan dirinya berdiri di hadapan
penonton dan mendapatkan rasa kasihan dari mereka.
Suatu hari
di bulan Januari yang kelabu, ia sedang berlari dan pinggangnya terasa sakit. Ia
berjalan pelan-pelan, bernafas pendek dan memperhatikan mobil yang lewat di
sampingnya menembus kabut. Ia mulai berdoa sambil berjalan. Ia berkata, “baiklah
Tuhan, aku memang tidak pernah berdoa sejak kecil, tapi jika Engkau berkehendak
untuk berbicara denganku, aku akan mendengarkan. Apakah aku seharusnya
berakting? Saat itu juga, setelah pikiran itu baru saja berlalu, sakit di
pinggangnya semakin menjadi-jadi. Siska megap-megap. Air matanya mengalir dan
nafasnya mulai memburu karena rasa sakit yang amat sangat. Selama dua tahun
berlari pagi, baru kali ini ia menderita kram seperti itu.
Dengan kram
yang ia derita, ia sadar bahwa doanya untuk meminta petunjuk telah dikabulkan. Siska
sedang diberi pesan. Siska tidaklah sia-sia. Siska bisa menikmati hasil kerja
kerasnya selama tiga tahun jika ia berhenti berpikir negatif terhadap dirinya
sendiri.
Tiba-tiba
ia mempunyai bayangan. Ia sebagai cover majalah dengan makeup, rambut, manikur
dan berpakaian hitam-hitam. Kedua tangannya meregang keluar di perutnya,
menarik kemeja ke atas celana agak ke bawah sehingga bekas luka berwarna putih memanjang
di perut terlihat jelas dan public bisa melihatnya. Itulah jejak perjuanganku
dan perjalanan hidupku.
Siska berjalan,
nafasnya membeku di udara, dan mulai menangis. Gadis kecil dalam dirinya terus
berkata, Baiklah tetapi aku takut! Mereka akan mengolok-olokku! Ia terisak-isak
di jalan, berjalan tersandung-sandung di atas salju.
Setahun sudah
berlalu sejak ia mengenyampingkan rasa takutnya dan dengan berani melangkah di
atas panggung. Sejak saat itu, ia mengikuti kelas acting dan dua kali ikut
bermain dalam drama local dan ia tidak lagi berpikiran negatif terhadap dirinya
sendiri. Ia memanfaatkan waktu yang ia butuhkan untuk melatih bakat dan
menunjukkan dirinya. Tidak ada yang mengolok-oloknya, mereka memuji
kemampuannya.
Seperti mencari
biji tambang, ia menemukan sesuatu hal yang bagus di dirinya setelah menggali
begitu dalam. Ia dikenal sebelum digosok dan dipersiapkan. Sekarang ia bersinar
terang bak emas 24 karat.
0 komentar:
Posting Komentar