Pages

Minggu, 10 April 2011

Pengertian kurikulum


Definisi dan pengertian kurikulum berkembang sejak jaman Yunani hingga dewasa ini, oleh karena itu ada pengertian yang bersifat tradisional dan ada yang bersifat modern.  Tuliskan pendapat-pendapat para ahli yang termasuk dalam dua kelompok ini.
Jawab :

Menurut pendapat ahli mengenai kurikulum tradisional

Webster dalam kamusnya “New Word Dictionary”
Kurikulum tradisional diartikan sebagai semua mata pelajaran yang diberikan dalam    satu
Lembaga pendidikan atau  secara sempit dalam suatu mata pelajaran.

Carter V. Good dalam bukunya “ Dictionary of Education:
Memberikan definisi kurikulum tradisional sebagai satu himpunan mata pelajaran yang           di perlukan untuk lulusan atau untuk mendapat ijazah dalam satu bidang studi tertentu.

Holies L. Caswel dan Poshey a. Walesley dalam bukunya “ Education  in  the     Elementary
School “
Menuliskan dan beranggapan bahwa  “ Kurikulum tradisional dipandang   sebagai     suatu
Bahan pelajaran tertentu yang diberikan untuk dipelajari oleh anak”.

Nengly and Evaras (1976) :
Kurikulum tradisional adalah pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah
Untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang
Paling baik.

Menurut pendapat para ahli mengenai kurikulum modern

Nasution :
Mengatakan bahwa kurikulum modern adalah “ Usaha sekolah untuk merangsang     anak
Belajar, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah( halaman sekolah ) “.

Alice Mil ( Hendiyat Soetopo, 1982 ) :
Kurikulum modern meliputi keadaan gedung, suasana sekolah, keinginan, keyakinan,         pengetahuan, kecakapan dan sikap orang yang meladeni dan diladeni sekolah yakni     anak
didik, masyarakat, dan para pendidik di dalamnya juga termasuk penjaga sekolah, juru tulis, juru rawat sekolah dan pegawai sekolah lainnya yang berhubungan dengan murid.

Suyanto :
Kurikulum modernadalah sebagai aktivitas yang menyangkut semua kegiatan yang dilakukan dan dialami peserta didik dalam perkembangan baik formal maupun informal guna    mencapai tujuan.
Robert S. Flaming :
Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
Saylor  ( 1958 ) :
Kurikulum modern adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar mengajar baik langsung di kelas, tempat bermain, atau di luar sekolah.
J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curiculum Planing for Better Teaching on Learning (1956).
Kurikulum modern segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk pengajaran. Kurikulum   modern meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kurikuler.
2.      Bagaimana Pendapat Anda Mengenai kedua kelompok ini !
Jawab :
Bahan pembelajaran dalam kurikulum tradisional masih dalam cakupan yang sempit. Proses pembelajaran yang diberikan guru kepada siswa hanya untuk mendapatkan nilai akhir dengan hasil yang baik. Pengembangan diri dalam kegiatan ekstrakurikuler tidak termasuk   kuri-kulum sekolah.  Kurikulum tradisional kadang-kadang dikritik karena bahan   pembelajaran –nya terlalu sempit dan banyak orang beranggapan sekolah hanya untuk mendapatkan ijazah, sedangkan kurikulum modern dianggap suatu kurikulum yang nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah.
Dalam pendidikan  kegiatan yang dilakukan siswa dapat memberi pengalaman belajar,antara lain mulai dari mempelajari  sejumlah mata pelajaran, bahkan pergaulan serta pengembangan diri. Pengembangan diri merupakan salah satu komponen kurikulum, walaupun pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru,  tetapi tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
3.      Prinsip Relevansi merupakan salah satu yang harus dipenuhi didalam kurikulum, Demikian juga dengan prinsip kontitunitas. Mengapa dan uraikan !
Jawab :

v  Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan dasar dari pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap, maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat. Inilah alasan mengapa prinsip relevansi juga diperlukan dalam kurikulum. Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada dua macam relevansi, yauitu:


·      Relevansi internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keseratsian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukan ketuhanan suatu kurikulum.

·      Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tujuan masyarakat.

Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kuriulum :

a.      Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik ( relevansi sosiologis ).
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penepatan isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu di perkenalkan kehidupan dilingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalulintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk sekolah yang berada di daeah pantai, perlu diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan sebagainya.

b.      Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi ( relevansi epistomologis ). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, pengunaan komputer dan internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karena keterampilan berahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.

c.       Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan potensi peserta didik ( relevansi pisikologis ).
Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di sekolah kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan komputer harus diajarkan.
Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi pendahuluan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan seperti melakukan survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat; atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.

v Prinsip kontinuitasi
Prinsip kontinuitasi  yaitu adanya keseimbangan dalam kurikulum, baik sevara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan, baik yang didalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu di jaga saling keterkaitan dan ketersinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah di berikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya.
Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk menjaga agar prinsip kontiniunitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.    
Mengapa pula pembaharuan kurikulum selalu terjadi ?
Bagai mana pendapat anda !
Jawab :
Setengah abad lebih pendidikan di indonesia berjalan, namun belum bisa menemukan rel-rel ppijakan dalam merumuskan materi pelajaran yang harus dilalui oleh siswa yang pas atau yang biasa disebut kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan di indonesia. Lebih dari delapan kali atau tepatnya pada tahun 2004 kurikulum pendidikan di indonesia sudah berubah-ubah, namun sampai saat ini kurikulum tersebut belum bisa menjadi formulasi yang jitu dalam mengatur pendidikan di indonesia.
Perubahan kurikulum tidak dapat di hindari karena tuntutan perkembangan dan keadaan masyarakat saat ini. Khususnya yang menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi, serta kebutuhan pembangunan dan gencarnya arus globalisasi.
Untuk mengatasa tuntutan dan kebutuhan masyarakat upaya perubahan kurikulum pendidikan perlu dilaksanakan, kurikulum pendidikan sebagai wahana pemberdayaan manusia terutama pendidikan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk membentuk kepribadian manusia yang utuh dan unggul, dan sumbedaya manusiayang berkualitas.

0 komentar:

Posting Komentar