Pages

Jumat, 23 Desember 2011

Investasi

Pemerintah serius membangun infrastruktur

Wakil presiden Boediono menegaskan, pemerintah sungguh serius mendorong dunia usaha agar mau berinvestasi di bidang pembangunan infrastruktur. Bagi pemerintah, tidak ada pilihan selain bergantung pada investasi dunia usaha karena anggaran pemerintah hanya mampu membiayai 30 persen dari total kebutuhan pembangunan infrastuktur.

Demikian disampaikan Boediono, selasa di Jakarta, saat membuka International Infrastructure Conference & Exhibition 2011. Para pejabat yang hadir dalam pembukaan itu, antara lain, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita Wiryawan.

Boediono menyatakan, agar ekonomi Indonesia dapat tumbuh 7 hingga 8 persen, diperlukan pertumbuhan pembangunan infrastuktur yang berkali-kali lipat lebih tinggi dari target tersebut. "Namun, peran pemerintah pusat dan daerah dalam membangun infrastruktur supaya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 7 hingga 8 persen sangat terbatas," ujarnya.

Kemampuan pemerintah hanya sekitar 30 persen dari total kebutuhan pembangunan infrastruktur. Sisanya, 70 persen kebutuhan dana, mau tidak mau harus berasal dari dunia usaha, yang meliputi BUMN serta swasta nasional atau asing.

Keseriusan mendorong dunia usaha untuk berperan dalam pembangunan infrastruktur, menurut Boediono, ditunjukkan dengan usaha keras pemerintah selama ini memperbaiki berbagai regulasi yang tumpah tindih atau tidak bersahabat bagi investasi. "Ini merupakan pekerjaan yang tidak bisa selesai dalam satu malam. Namun, presiden sudah memberikan instruksi, demi perbaikan iklim investasi, terutama infrastruktur, semua menteri harus all out. Maka, selama tiga hari acara ini para menteri harus benar-benar berinteraksi kepada para peminat infrastruktur," ujarnya.

Wakil Presiden Boediono juga berjanji bahwa pemerintah akan terbuka terhadap usul insentif yang diajukan dunia usaha. Jika memang diperlukan, insentif yang dikehendaki dunia usaha akan dipertimbangkan oleh pemerintah.

Sebaliknya, Boediono meminta agar para investor bersikap lebih aktif dan tidak menunggu secara pasif sampai iklim investasi yang ideal terwujud.

"Tidak ada iklim investasi yang sempurna di dunia ini. Mari kita bersama menghitung risiko. Pemerintah akan berusaha menekan risiko bagi investor. Niat dan tekad ada pada kami," ujarnya.

sumber: Kompas

0 komentar:

Posting Komentar