Pages

Sabtu, 24 Desember 2011

Kilas Ekonomi

BI Rate Bertahan pada 6,75 persen

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Selasa mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) tetap sebesar 6,75 persen. Sebagaimana disampaikan Gubernur Bank Indonesia Darwin Nasution, BI tak menubah arah kebijakan moneter yang cenderung ketat. Meskipun demikian, tambah Darmin, BI tetap mewaspadai risiko tekanan inflasi. Tekanan inflasi ini muncul dari berbagai hal, di antaranya penguatan nilai tukar rupiah. Hingga Maret 2011, nilai tukar rupiah menguat 3,47 persen menjadi Rp 8.708 perdollar AS.

Asumsi ICP Jadi 90-95 Dollar AS Per Barrel

Pemerintah memperhitungkan harga jual minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ ICP) yang dianggap aman untuk menjadi dasar penetapan asumsi ekonomi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 adalah 90-95 Dollar AS Per Barrel. Kenaikan harga minyak di pasar internasional menjadi penyebab perubahan asumsi ICP tersebut dari asumsi semula 80 dollar AS.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa, mengemukakan seluruh asumsi ekonomi makro yang sudah tidak realistis lagi akan direvisi. Revisi ini akan di bahas bersama dengan DPR. Asumsi itu termasuk target produksi minyak mentah siap jual (lifting), nilai tukar rupiah, dan ICP, "ICP sudah jauh dari perkiraan awal kita. Selain itu rentang harganya memang tepat di situ (90-95 Dollar AS Per Barrel) karena rentang harga minyak di pasar internasional ada di kisaran 113 dollar AS per barrel. Akan tetapi, penerimaan kita tetap tinggi karena ditopang oleh produksi gas," ujar Hatta.

sumber= kompas

0 komentar:

Posting Komentar